Minggu, 13 Februari 2011

Beasiswa ke Jepang

Bagi yang ingin sekolah ke Jepang tanpa haris mengeluarkan banyak biaya, kunjungilah situs ini http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_10.html
Mungkin dapat membuat kalian yang pengen banget ke Jepang jadi tak putus asa lagi??? Seperti halnya aq yang penget banget melanjutkan sekolah ke Jepang. Ayo kita berjuang bersama-sama???

ILMU BUDAYA UNAIR

Departemen Sastra Jepang

Departemen Sastra Jepang Universitas Airlangga dibuka pada tahun 2006. Bertujuan untuk menyiapkan tenaga profesional yang memiliki kemampuan untuk memahami seluruh aspek kajian tentang Jepang dan hubungannya dengan dunia internasional serta sanggup menghadapi tantangan secara global.

Staf Pengajar
Departemen Sastra Jepang mempunyai 7 orang dosen tetap yang masih berusia relatif muda dan berkompeten di bidang keilmuannya.
1. Dwi Anggoro Hadiutomo, S.S., M. Hum. Unpad (Linguistik Bahasa Jepang)
2. Antonius R. Pujo Purnomo, M. A. Iwate Univ(Kajian Jepang)
3. Rizki Andini, M. Litt. Nagoya Univ. (Linguistik dan Pengajaran Bahasa Jepang)
4. Syahrur Marta Dwi Susilo, M.A. Cand. Iwate Univ. (Kesusastraan Jepang Modern)
5. Eli Rostinah, S.S. Unpad (Kesusastraan Jepang Modern)
6. Moh. Gandhi Amanullah, S.S. UGM (Sejarah Jepang dan Bisnis Jepang)
7. Nunuk Endah Srimulyani, S.S. UGM (Kebudayaan Jepang Modern)

Kurikulum
Kurikulum berstandar nasional dan berbasis kompetensi yang juga disesuaikan dengan kurikulum di Jepang. Total sks (Satuan Kredit Semester) minimum yang harus ditempuh adalah 144 sks.
Berikut ini adalah beberapa mata kuliah di Departemen Sastra Jepang.

Mata Kuliah Wajib
Bahasa Jepang Dasar I- II,
Bahasa Jepang Menengah I- III,
Bahasa Jepang Mahir I-II,
Aksara Jepang (Kanji) I-V,
Pelafalan I-II,
Percakapan I-IV,
Seminar,
Skripsi

Bidang Minat/ Keahlian Utama
Bidang Minat Kesusastraan Jepang,
Bidang Minat Kebahasaan Jepang,
Bidang Minat Kebudayaan Jepang,
Bidang Minat Kesejarahan Jepang

Mata Kuliah Wajib Penunjang
Pranata Jepang,
Sejarah Jepang,
Kebudayaan Jepang,
Kesusastraan Jepang,
Kaligrafi Jepang,
Sosiologi Jepang,
Religi Jepang,
Sejarah Pemikiran Jepang,
Folklor,
Sintaksis,
Fonologi Jepang, dll.

Mata Kuliah Pilihan
Bahasa Cina,
Korea,
Perancis,
Belanda,
Inggris,
Aplikasi Komputer,
Korespondensi,
Pengantar Bisnis,
Kajian Film, dll

Selasa, 08 Februari 2011

Menurut Dr. Ahmad Amin

Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul pokok-pokok ajaran qadariyah adalah:
a. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlah mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.
b. Allah SWT tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
c. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zatnya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan zatnya sendiri.
d. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

Rabu, 02 Februari 2011

pendapat qada' dan qadar menurut jabariyah

Qadha dan Qadar Serta Makna Takdir Allah Menurut Jabariyah

Aliran Jabariyah berpendapat mengatakan segala sesuatu yang terjadi pada manusia atau jagad raya ini meupakan kehendak Allah semata tanpa peran serta sesuatu pun termasuk di dalamnya adalah perbuatan-perbuatan maksiat yang dilakukan oleh manusia. Aliran Jabariyah mengibaratkan bahwa perbuatan manusia tak ubah seperti dedanunan yang bergerak diterpa angin atau dalam ilustrasi yang sangat sederhana bisa dicontohkan bahwa aliran Jabariyah menggambarkan manusia bagaikan robot yang disetir oleh remote kontrol.

Perbuatan, Kehendak Manusia Dengan Qudrat Iradat Allah Menurut Jabariyah

Para Ulama Pengikut aliran Jabariyah, berpendapat bahwa semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia merupakan kehendak dan ketetapan Allah. Manusia tidak mempunai peran atas segala perbuatannya. Perbuatan baik dan kejahatan yang dilakukan oleh manusia merupakan Qudrat dan Iradat (kekuasaan atau kehendak) Allah.

Ulama aliran Jabariyah mengesampingkan usaha dan ikhtiar manusia. Dengan kata lain manusia tidak mempunyai peran apa-apa atas kehendak dan perbuatannya, semuanya berdasarkan Qadha dan Qadar Allah, Kalau semua perbuatan manusia merupakan ketetapan dan kehendakan Allah mengapa manusia harus diberi pahala jika menjalani suatu kebaikan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

Artinya: " Barangsiapa ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Niscaya Allah memasukannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah kemenangan yang besar". (QS: 4: An-Nisa': 13)

Allah juga akan memberikan siksa kepada hambaNya yang selalu berbuat dosa artinya tidak mau ta'at kepada Allah dan rasul-Nya. Yakni tidak mau meninggalkan semua larangan-Nya dan tidak mau menjalankan semua perintah-Nya. Sebagaimana firman Allah:

Arinya: "Dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, Niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan". (QS: 4: An-Nisaa':14)

Dilihat dari sisi lain pendapat 'Ulama Jabariyah kurang kuat karena: Untuk apa pula Allah memberi petunjuk, kabar gembira dan memberikan peringatan melalui para Rasul-Nya agar manusia dapat mengerti antara haq dan yang bathil sebagaimana firman Allah:

Artinya: "Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan" (QS:18: Al-Kahfi: 56)

Dari beberapa Kutipan Ayat suci Al-Quran diatas maka pendapat ulama Jabariyah menjadi lemah. Sementara itu Yusuf Al Qardhawi memandang bahwa aliran Jabariyah hanya memandang satu sifat kekuasaan Allah dan tidak memandang keadilan dan kebijaksanaan-Nya; sehingga semua perbuatan yang dilakukan disandarkan pada takdir Allah. Dengan kata lain aliran Jabariyah menafikan fungsi dan peran Rasul Allah serta ancaman yang akan diberikan kepada pelanggar (durhaka) tatanan nilai Ilahiyah (syari'ah agama) dan pahala bagi para pelaksana (bertaqwa) tatanan nilai Ilahiyah (sayri'ah agama). Hal ini menurut Jalaluddin Ar-Rumi bahwa: Sekiranya manusia dalam keadaan terkekang seperti pendapat aliran Jabariyah, maka tidak mungkin jika dia dibebani perintah dan larangan, atau disuruh untuk menjalankan syari'at dan hukum Islam. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu berisikan perintah dan larangan.

Jabariah sebagai penolakan terhadap pandangan kaum qadariyah, munculnya kaum Jabariyah yang berpendapat bahwa perbuatan manusia itu baik dan buruk, semuannya berasal dari Allah. Jika perbuatan tersebut disebut sebagai perbuatan manusia, maka hal ini hanya kiasan saja. Seperti saat kita menyatakan bahwa sungai itu mengalir, padahal pada hakikatnya Tuhanlah yang mengalirkannya. Manusia menurut pandangan kaum Jabariyah tak ubahnya seperti bulu ayam yang bertebangan ditiup angin (karena itulah maka kaum Jabariyah dan kaum qadariyah dikatakan dua golongan yang satu sama lainnya saling bertolak belakang.

Berdasarkan keyakinan seperti ini maka kaum Jabariyah memiliki pandangan yang meniadakan sifat dan nama Allah, sementara Al-kalam (firman Allah) yang merupakan sifat Allah menurut pendapat mereka adalah hadis (sesuatu yang baru).

pendapat jabariyah,qadariyah,ahli sunnah tentang qada' & qadar

Hubungan ikhtiar dengan Qada dan Qadar
Pada uraian berikutnya telah dijelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas qadha dan qadar Allah. Tetapi manusia juga di wajibkan untuk selalu berusaha sesuai dengan kemampuannya, untuk mengubah keadaan dan nasibnya. Sebagaimana firman Allah SWT.
. Yang artinya:
Sesungguhnya Allah tidak mengubahkeadan suatu kaum, sehingga mereka (berusaha( nengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Ar Radu:11)
Penjelasan di atas menunjukan adanya hubungan antara takdir Allah dengan ikhtiar manusia. Sebagian yang terjadi pada manusia ada yang tidak dapat di hindarkan atau dielakkan, misalnya ketetapan kapan dan dimana ia akan lahir, berkelamin lelaki atau perempuan, kapan dan dimana ia akan meninggal dan sebagainya. Tetapi manusia juga mengetahui bahwa sebagian yang terjadipada dirinya ada penyebabnya, seperti rajin belajar akan menyebabkan pandai, berusaha dan bekerja keras akan mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sebagainya.
Dengan demikian manusia tidak haya sekedar menunggu ketentuan takdir, tetapi ia juga diberikan kebebasan bahkan diharuskan untuk berbuat dan berikhtiar. Meskipun dalam berikhtiar ia memilih jalan yang baik atau jahat, semua itu pada akhirnya tetap dalam takdir Alllah SWT.
Sesebagian ahli aqidah ada yang membagi qadar menjadi dua bagian yaitu :
1. Qadar Mubram, adalah ketentuan Allah yang tidak dikaitkan dengan ikhtiar manusia.
2. Qadar Muallaq, adalah ketentuan Allah yang dikaitkan dengan usaha manusia.
Pendapat yang menyatakan adanya pembagian qadar berdasarkan firman Allah SWT.:

Yang artinya:
Allah menghapuskan apa yang ia kehendaki dan menetapka (apa yang ia kehendaki). Dan disisiNyalahterdapat Ummul Kitab(Lauh Mahpuzh) (QS.Ar Radu :39)